Perginya kawan terbaik yang pernah wujud.
Sampai ketemu lagi, Azhar.
Engkau bunga yang aku mula suka
Yang memiliki kelopak berwarna warni
Yang diselimuti duri berbisa
Yang bisa melumpuh suara hati
Tersedar aku dari gelapnya dunia
Sedangkan engkau bercambah mulia
Risaukan aku meracun bunga
Jemari digari rapi
Mulut dikunci sepi
Mata redup perhati
Hanya dengan melihat bunga
Bahagia
Aku kaku kata
Aku bukan sengaja
Aku rindu
Selalu
Aku rindu merindu
Munculnya dia sebagai tamu
Tamu yang menjentik kolah sendu
Kini aku kembali merindu
Seperti norma manusia
Aku kembali normal dipeluk rasa
Rindu yang mengganggu jiwa
Dalam siksa bahagia bernyawa