27 November 2013

Batubi-tubi.

Entah tangga entah kontrit
Kelapa ditimpa menuntah perit
Belum siaga ingin bangkit
Bendul seteru menyambung sakit
Bingit
Sempit
Terkepit
Entah yang keberapa keluh ini menjerit.

25 November 2013

Ditelan neraka.

Lihat apa ada atas harapan
Pada setiap helainya punya rasa jujur
Ia terhad terlihat
Andai kau punya kesempatan
Buka matamu yang sudah lama tidur
Mulanya tampak berat
Tapi hasilnya tiada nilai yang
sepadan
Mimpi indah tiada lawan.

22 November 2013

Kehilangan.

Aku tunggu senja
Tiada ragu penuh rindu
Saat muncul dia
Tanpa sepatu tersimpuh ayu
Kaki langit dijamah jingga
Berdikit dikit melabuh pelangi
Debar didada kusangka ada
Resah gelisah tersisa baki
Senyum dalam ragu
Sedih sulam pedih
Sedar aku kenapa begitu
Bukankah Dia maha pengasih?
Andai senja tiba lagi
Bukan sendu aku taruh
Andai dia kembali
Moga tidak kembali berlabuh.

17 November 2013

Sekarang bilang, gimana rencanamu.

Kamu tahu,
Siapa yang rusakkan rencanamu?
Kapan urusanmu akan selesai?
Apa semuanya lancar?
Tidak, kamu tidak tahu.
Kamu hanya merencana.
Dengan kuasa dariNya.

Seperti lakaran
Pada lembaran
Putih lagi perawan
Kapan saja bakalan
Ternoda oleh kejahatan

14 November 2013

Terpaksa.

Dunia tidak mulia
Saat kecil yang indah
Dipaksa usia meningkat dewasa
Memori dibiar pengalaman menjamah

Jemari halus ini
Disulam penuh rakus
Bersama beban menanti
Kehulu hilir menampung sampai
mampus

Andai waktu tidurmu tidak cukup
Segera sempurkannya
Agar mimpi2 nan indah terus bertaut
Dan kau hanyut selamanya.

10 November 2013

Kalian sepatutnya berwaspada.

Kami peracun
Yang hanya meracun
Kami kebal dari racun
Usai meracun, ada mangsa lain
perlu kami racun

Awalnya kalian budiman
Berkongsi hati tak lelah korban
Menjadi tugas kami meracun kalian
Antara musuh, sahabat 
butalah sempadan

Hidup kami berdarahkan kalian
Tiap hembus nafas 
hasil titik peluh kami 
menghapuskan kebahagiaan
Kami mahu terus bernyawa
Dan kalian harus mampus bersama derita

08 November 2013

NNAR

Sudah
Buang sudah sayang dinda kanda
Tinggal cuma cinta pada Dia dan keluarga
Perlahan tanpa ketuk tombol kupulas
kemas menjenguk isi dalam dan puas

Diam
Kau diam atas kerusi memaku kaki
Bersangkar takung tangisan yang kejam tidak henti
Langkah mati kepala kusandar pada dinding hati
Melodi nadi tidak diposisi

Bahgia
Bahgia engkau paling utama
Peduli sama cinta romantis kucipta
Asal ukiran bibirmu terus mencahaya
Asal doa dan harapan masih bernyawa

Wahai tuhan
Empunya jiwa
Semoga dia
Dilindungi senantiasa

07 November 2013

Kabut disalut, kalut kelaut.

Tentang cincin yang berselimut
di balik cengkerang
Itu jauh sekali dengan kabut kabut
yang melemaskan aku sekarang
Celik mata saja disimbah noda indah
Sebulatnya dunia di mana mana ia berada
Difikirin semula akan kabut yang menyelimut
Untung saja aku di dalamnya
Dipanggil tidak bersahut
Rapat kejap kelopak mata senantiasa
Ah sememangnya mereka berhak berubah
Seperti aku juga yang sudah mengubah langkah
Moga pelangi menerangi denai sopan
Dan aku bersama kabut terus memulau kehidupan.